PRAHARA DUMAY

Karya : Tirta Buana

Suar lentera selaksa padam, nabastala kian pekat menghitam, pawana tak lagi sanggup menahan beban derai langit jatuhkan hujan

Anala kian purna menutup jelaga, indurasmi kehilangan binar, anila berhembus gigilkan gigir daun serayu pilu mendekap sendu, jalinan kata menghempas makna

Ada tangis jua tawa, berkecamuk melukis gundah, asmarandana kian mengila, menjadi topik altar maya, silang sengketa sesama yang di cinta dan menyinta, mengundang publik khalayak rima

Manisnya gula-gula cinta asmara maya, memang lah sangat menggoda, hingga lupa separo nyawa ada di mana, amarah cemburu jua kecewa sebagai pelengkap indahnya cinta

Daksa terhuyung tak berdaya, merencah atma menjadi remuk ber simbah darah, berharap indah ternyata luka, emosi jiwa menguasai raga

Ach ... sudahlah

Itu semua hanyalah lukisan indah fatamorgana, semilir arumi bak kuntum bunga surgawi, tapi sayang semua tak lebih ibarat mimpi

SUMATRA 04 Januari 2021

AIR MATA CINTA

Penulis : Tirta Buana

Semilir serayu mengusung luka sulit nya rahsa rengkuh mahligai gamang tertatih daksa tercabik kembali berdarah palung atma tersayat denyut perih terhujam nestapa

Dalam isak,
belenggu akara mu kian mengikat
bergumul bersama di lumpur lara
berbagi pilu jalinan kata terhempas
imaji diksi ku pecah 

Suar lentera semesta kian pias bentala terdayuh berselimut kelam gelap payoda lelapkan jagat membungkam suara menjadi tangis

Desir anila berkabung nestapa
luruh pahang tanggalkan tangkai
arumi keindahan musnah sudah
gigir daun pun tak lagi tersapa embun

siluet itu kian menjauh Pada kalam meronce diksi lirih gumam dalam munajad mungkinkah Naskah berending duka masih adakah secercah cahaya yang mungkin tawarkan bahagia entahlah ..

SUMATRA 31 Januari 2021